MENGAPA ANAK BALITA PERLU DIBERIKAN ZINC SELAMA DIARE
Di negara berkembang , umumnya anak sudah mengalami difisiensi Zinc. Bila anak diare, kehilangan Zinc bersama tinja, menyebabkan defisiensi lebih berat.
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. lebih dari 300 macam enzim dalam tubuh memerlukan Zinc sebagai ko faktornya, termasuk enzim superoksida dismutase ( Linder,1999). Enzim ini berfungsi untuk metabolismeradikal bebas superoksida sehingga kadar radikal bebas ini dalam tubuh berkurang. Pada proses inflamasi, kadar radikal bebas superoksida meningkat, sehingga dapat merusak berbagai jenis jaringan, termasuk jaringan epitel dalam usus (Cousins et al, 2006). Zinc juga berefek dalam menghambat enzim INOS (inducible nitric oxide synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epite usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi diding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama sebagian besar besar kejadian diare. Kerusakan morfologi epitel usus antara lain terjadi pada diare karena rotavirus yang merupakan penyebab terbesar diare.
Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya (Black, 2003). Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa zinc mempunyai efek protektif terhadap diare dan menurunkan kekambuhan diare sebanyak 11% dan menurut hasil pilot studi menunjukkan bahwa zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67% (Hidayat,1998, Soenarto, 2007). Berdasar bukti ini semua anak dengan diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare .
Zinc diberikan pada setiap diare dengan dosis, untuk anak berumur kurang dari 6 bulan diberikan 10 mg (1/2 tab) Zinc perhari, sedangkan untuk anak berumur lebih dari 6 bulan 1 tablet Zinc 20 mg perhari. Pemberian zinc diteruskan samapi 10 hari, walaupun diare sudah membaik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kejadian diare selanjutnya selama 3 bulan.
(dikutip dar Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare, Depkes 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar